Taiwan Bergulat dengan Dugaan Skema Penyelundupan: Klinik Gigi di Pusatnya

Lima Tersangka Dibebaskan dengan Jaminan Sehubungan dengan Masuknya Warga Negara Tiongkok Secara Ilegal
Taiwan Bergulat dengan Dugaan Skema Penyelundupan: Klinik Gigi di Pusatnya

Taipei, Taiwan – Dalam kasus yang telah menimbulkan kekhawatiran serius tentang keamanan perbatasan dan penyalahgunaan visa medis, lima individu yang diduga mengorganisir skema untuk menyelundupkan lebih dari 600 warga negara China ke Taiwan telah dibebaskan dengan jaminan. Kantor Kejaksaan Distrik Taipei mengumumkan perkembangan tersebut setelah pemeriksaan terhadap sepuluh tersangka, yang diduga menggunakan rencana perawatan gigi palsu untuk memfasilitasi masuknya secara ilegal.

Tersangka utama, bermarga Pan (潘), dituduh mengkoordinasikan skema tersebut dari klinik gigi di Taipei. Pan diberikan jaminan sebesar NT$1 juta (sekitar US$30.734). Individu lain yang terlibat termasuk Chen (陳), kepala eksekutif klinik, yang dibebaskan dengan jaminan NT$300.000, dan Wang (王), seorang dokter gigi, yang menerima jaminan NT$200.000.

Seorang asisten di klinik Taipei, Chang (張), dan operator agen perjalanan Hsiang (向) masing-masing dibebaskan dengan jaminan NT$100.000. Jaksa penuntut mengklaim bahwa Pan mengatur rencana perawatan gigi, yang memungkinkan warga negara China mendapatkan visa medis untuk masuk ke Taiwan antara Desember 2022 dan Mei 2023, selama periode ketika pembatasan perjalanan terkait pandemi COVID-19 masih berlaku.

Begitu berada di Taiwan, warga negara China tersebut diduga terlibat dalam berbagai kegiatan ilegal, termasuk prostitusi, pekerjaan ilegal, dan pariwisata. Klinik gigi yang bersangkutan dilaporkan terkait dengan program yang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, yang bertujuan untuk mempromosikan internasionalisasi layanan medis Taiwan.

Penyelidik percaya bahwa Pan bekerja sama dengan Hsiang, yang dituduh mengelola aspek logistik dan pemrosesan dokumen dari skema tersebut untuk warga negara China. Penyelidikan merupakan upaya bersama yang melibatkan Biro Investigasi Kementerian Kehakiman, Badan Imigrasi Nasional, dan satuan tugas khusus di Taipei dan Tainan.

Tersangka yang dibebaskan diyakini telah melanggar Undang-Undang yang Mengatur Hubungan antara Rakyat Wilayah Taiwan dan Wilayah Daratan, serta ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Taiwan yang terkait dengan pemalsuan dokumen.



Sponsor