Gesekan Tarif Trump: Taiwan Menghadapi Angin Perdagangan yang Tak Terduga

Pemerintah Presiden Lai Menanggapi Pengumuman Tarif AS dengan Diplomasi dan Penilaian Ekonomi.
Gesekan Tarif Trump: Taiwan Menghadapi Angin Perdagangan yang Tak Terduga<br>

Dalam langkah yang telah mengguncang perdagangan global, mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada tanggal 2 bulan ini pemberlakuan tarif balasan sebesar 32% terhadap Taiwan. Presiden William Lai (賴清德) merespons dengan cepat, mengadakan pertemuan dengan Wakil Presiden Hsiao Bi-khim (蕭美琴), Perdana Menteri Cho Jung-tai (卓榮泰), Wakil Perdana Menteri Cheng Li-chun (鄭麗君), dan anggota kunci tim administratif dan keamanan nasional di Kantor Kepresidenan. Pertemuan tersebut berfokus pada implikasi yang lebih luas dari pengumuman tarif, yang juga meluas ke negara lain, potensi dampaknya terhadap industri, dan efek ekonomi secara keseluruhan.

Presiden Lai (賴清德) menjelaskan situasi tersebut melalui media sosial, menyoroti kekhawatiran mengenai dasar ketidakseimbangan perdagangan dari tarif tersebut. Ia menekankan bahwa kebijakan "tarif balasan", yang dihitung berdasarkan defisit perdagangan, tidak secara akurat mencerminkan hubungan perdagangan yang sangat komplementer dan substansial antara Taiwan dan Amerika Serikat. Defisit perdagangan baru-baru ini, sebagian besar berasal dari industri Taiwan yang beradaptasi dengan kebijakan AS mengenai kontrol teknologi selama masa jabatan pertama Trump, dan peningkatan permintaan AS terhadap produk teknologi informasi dan komunikasi Taiwan, tidak dipertimbangkan secara memadai. Ia menggarisbawahi kekhawatirannya mengenai ketidakadilan tarif dan potensi dampak negatifnya terhadap ekonomi global.



Sponsor