Penyelidikan Korupsi di Taiwan: Dua Staf Ditahan dalam Skandal Kantor Anggota Parlemen DPP

Investigasi Tingkat Tinggi Terungkap, Membayangi Kampanye Politisi Kaohsiung Lin Dai-hua
Penyelidikan Korupsi di Taiwan: Dua Staf Ditahan dalam Skandal Kantor Anggota Parlemen DPP

Kaohsiung, Taiwan – Dalam kasus korupsi yang berkembang dan telah mengguncang lanskap politik Taiwan, pengadilan Kaohsiung telah menyetujui penahanan dua staf yang terkait dengan Anggota Legislatif Partai Progresif Demokratik (DPP) Lin Dai-hua (林岱樺). Penyelidikan berpusat pada tuduhan korupsi dan klaim palsu, yang menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan akuntabilitas dalam DPP.

Dua individu, yang diidentifikasi sebagai Chou (周) dan Lien (連), diperintahkan untuk ditahan secara incommunicado. Keduanya bekerja di kantor Lin di Distrik Linyuan, Kaohsiung. Keputusan ini menyusul permintaan dari jaksa dan menggarisbawahi keseriusan penyelidikan yang sedang berlangsung.

Secara bersamaan, tiga staf Lin lainnya diberikan jaminan, mulai dari NT$50.000 hingga NT$100.000. Kantor Kejaksaan Distrik Kaohsiung sedang mempertimbangkan apakah akan mengajukan banding atas keputusan jaminan pengadilan, yang menunjukkan kompleksitas kasus ini.

Permintaan penahanan datang setelah serangkaian penggerebekan di kantor Lin dan kediaman staf. Jaksa sedang menyelidiki potensi pelanggaran Undang-Undang Anti-Korupsi. Terutama, Lin Dai-hua (林岱樺), yang telah menyatakan niatnya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan pendahuluan DPP untuk jabatan walikota Kaohsiung, telah menjadi tokoh sentral dalam penyelidikan ini.

Lin sendiri diinterogasi sebelumnya tetapi diizinkan pulang. Dia tetap dalam penyelidikan karena diduga mengajukan klaim palsu terkait dengan gaji asisten. Sebelumnya, pada 21 Februari, dia dibebaskan dengan jaminan NT$1 juta, dengan pembatasan perjalanan dan pergerakan, memastikan dia tetap berada di Taiwan.

Lebih lanjut memperumit masalah, empat individu lainnya saat ini ditahan dan ditahan secara incommunicado. Ini termasuk adik laki-laki Lin dan istrinya, seorang akuntan bermarga Huang (黃), dan Shih Huang-chih (釋煌智), pemimpin kuil setempat. Jaksa sedang menilai apakah akan memperpanjang penahanan mereka karena masa awal mendekati tanggal kedaluwarsa.

Penyelidikan juga meluas ke potensi penyalahgunaan kekuasaan dan konflik kepentingan Lin yang berasal dari tugasnya sebagai pelayan publik. Penyelidikan komprehensif ini menyoroti upaya yang sedang berlangsung untuk menjaga integritas dalam sistem politik Taiwan.